Powered By Blogger

SELAMAT DATANG

WELCOME TO MY BLOG,,,
AHLAN WA SAHLAN
SELAMAT DATANG DI BLOG ALI MUJAHIDIN

Entri Populer

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Kamis, 11 Juni 2009

Sanggar Akar

Sanggar Akar

Menekankan untuk saling berbagi

Pendidikan bukanlah pembelajaran yang berada di gedung yang mentereng dan ber-AC. Pendidikan mestinya dapat menyentuh masyarakat yang berada pada lapisan arus bawah. Di antara mereka yang membutuhkan perhatian adalah anak-anak jalanan.

Anak-anak jalanan merupakan anak–anak yang termarjinalkan dan terpinggirkan di Ibu Kota. Rata-rata mereka anak-anak yang lahir dari keluarga yang tidak mampu atau berekonomi lemah. Sehingga banyak dari anak-anak tersebut yang tidak terpenuhi hak-haknya dari pemerintah terutama pada bidang pendidikan.

Berawal dari itulah, Institut Sosial Jakarta (ISJ) membuat program pendampingan anak jalanan. Pada tahun 1989, divisi pendampingan anak ISJ mengadakan pendidikan alternatif bagi anak-anak jalanan. Para aktivis dari ISJ datang ke terminal-terminal untuk memberikan pendidikan dan pengajaran terhadap anak-anak jalanan.

Dalam perkembangannya, pada tahun 2000 Sanggar Akar lepas dari ISJ dan mengelola manajemen sendiri. Sehingga pada tahun 2004, Sanggar Akar sudah memiliki ruangan dan bangunan sendiri sebagai sarana belajar dan bermain bagi anak-anak di sanggar tersebut. Sebelumnya, sanggar yang menampung anak-anak jalanan ini, berpindah-pindah kontraka.

Pertama kali mereka menempati kontrakan di wilayah Kampung Melayu. Di sana mereka ditolak karena dianggap mengganggu ketentraman warga sekitar. Memang ada saja ulah dari anak-anak jalanan itu yang tangannya usil mengambil barang masyarakat sekitar. Kemudian mereka pindah ke Gang Usaha, di bilangan Dewi Sartika. Akhirnya mereka kini menempati dan bermukim di Jl. Inspeksi Saluran Jatiluhur no.30 Rt.04/01, Cipinang Melayu Gudang Seng, Jakarta Timur .

Sanggar anak jalanan ini, dinamakan Sanggar Akar. Nama akar sendiri diambil dari akar filosofi pohon. "Nama akar bagi sanggar ini merupakan filosofi dari sebuah pohon. Akar itu tempat air dan berpijak bagi pohon, sehingga pohon bisa hidup dan kokoh. Sanggar ini juga dimaksudkan untuk begitu, agar anak-anak yang berada disanggar ini bisa menjadi kokoh dan mandiri dalam mengarungi kehidupan mereka. Itulah harapan bagi pengurus di Sanggar Akar kepada anak didiknya" ujar Kus salah seorang pengurus Sanggar Akar kepada Baitul Muslimini.

Berbagi Sesama

Berbagi sesama merupakan sesuatu hal yang baik, apalagi berbagi kepada orang yang tidak memiliki. Begitulah yang diajarkan Sanggar Akar kepada anak-anak didiknya. "Nilai yang dipedomani di sanggar akar ini adalah saling berbagi, kami mengajarkan kepada anak didik kami untuk saling berbagi”, ujar Kus.

Untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka diberi tambahan skill dan ilmu pengetahuan. Banyak para volunter yang terpanggil untuk memberikan ilmu melalui workhshop. “Kita mengadakan workshop di sekolah-sekolah dasar dan menengah yang formal. Dan program ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama untuk saling berbagi dan yang kedua menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak terhadap lingkungan, sehingga stigma negatif yang berada pada anak-anak step by step bisa hilang dengan adanya program ini”, tambah Kus kepada Baitul Muslimin.

Mendidik anak yang biasa turun ke jalanan memang tidak mudah, tetapi itulah tantangan tersendiri bagi pengurus sanggar Akar dalam mendidik anak-anak jalanan tersebut. "Memang mendidik anak jalanan tidak mudah. Oleh karena itu, mereka masih diperbolehkan untuk turun ke jalanan sekadar mengamen untuk menambah uang jajan mereka" kata Kus yang mengurusi bidang umum di sanggar Akar.

Dukungan dan dana merupakan salah satu faktor yang penting bagi sebuah lembaga pendidikan. Begitu pula dengan Sanggar Akar setelah lepas dari ISJ pada tahun 2000. Manajemen dan dana harus ditanggung oleh Sanggar Akar. "Untuk dana sampai saat ini kita belum mempunyai sumber dana tetap, dan dana yang kita peroleh sampai saat ini masih dari dana masyarakat luas. Dan menurut kami dana itu bukanlah suatu prioritas, yang penting dari kami adalah dukungan dari masyarakat. Diantaranya adanya volunter yang mengajari anak-anak sanggar. Ini merupakan dukungan yang penting bagi kami" kata pria yang sudah tujuh tahun mengabdi di Sanggar Akar

Pembelajaran Dialogis

Dunia pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Tidak terkecuali Sanggar Akar menjadikan pendidikan sebagai inti dari kegiatannya. Kegiatan yang dilakukan di sangar akar lebih ditekankan kepada pendidikan akademis dan workshop.

Pendidikan akademis lebih ditekankan kepada pendidikan formal seperti di sekolah-sekolah yang lain. Mereka di beri pelajaran dan materi. Namun, kesannya jauh dengan sekolah formal. Model pembelajaran yang dilakukan lebih kepada pembelajaran dialogis, anak bebas untuk berekspresi. Proses belajar ini juga di bantu dengan para relawan.

Selain dari pada kegiatan akademis, sanggar akar juga mengadakan workshop. Kegiatan workshop selain daripada diikuti anak-anak didik Sanggar Akar yang bermukim di bangunan tersebut, juga diikuti anak-anak dari luar. Workshop di sanggar akar biasanya diikuti 100 anak, dan meliputi kegiatan teater, jurnalistik, seni musik, seni rupa. Anak-anak bebas berkreasi untuk mengembangkan bakat mereka, sehingga mereka bisa menumpahkan bakat dan minat mereka pada bidang-bidang tersebut.

Untuk menumbuhkan kemandirian anak-anak didik, Sanggar Akar juga mengadakan kegiatan dinamika harian, di mana kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan rasa memiliki pada sanggar tersebut. "Salah satu kegiatan yang ditekankan di sanggar ini yaitu dinamika harian. Program ini bertujuan untuk melatih kemandirian anak-anak didik. Mereka memasak, mengelola dan menjaga bangunan ini, sehingga program ini juga menumbuhkan rasa memiliki pada diri anak-anak terhadap sanggar ini" kata Kus, pria yang sudah mengabdi di sanggar akar sejak tahun 2002 kepada Baitul Muslimin

Sanggar Akar telah menunjukkan komitmennya untuk mencetak anak didik yang berkualitas di tengah keterbatasan. Di antaranya adalah pembelajaran nilai berbagi sesama, yang diharapkan dapat membangun kepedulian kepada sesama, terutama mereka yang tertindas.[]

4 komentar:

  1. Sanggar Akar bisa menjadi lembaga pendidikan alternatif terutama bagi mereka yang memiliki nasib kurang baik dalam hal material. Lembaga ini bisa menjadi oase di tengah kondisi pendidikan bangsa yang tak kunjung berpihak pada mereka "yang terpinggirkan" dan "termiskinkan" itu...

    BalasHapus
  2. pendidikan alternatif memang perlu digalakan.
    pemerintah juga seharusnya memberi apresiasi kepada kegiatan seperti ini. jgn melulu berkutat pd pendidikan formal di sekolah.

    seperti di rutan kebonwaru. anak2 yg berkonflik dgn hukum sangat membutuhkan area berekspresi agar kebebasannya tidak terlalu terkekang.

    berikut ada link, bagi kawan2 yg berminat mengkaji lebih dalam mengenai pendidikan alternatif bagi anak yg berkonflik dgn hukum:
    anakkebonwaru.blogspot.com

    dan silakan kunjungi:
    satelele.blogspot.com
    yg mencoba mengkaji segala hal tentang anak muda

    BalasHapus
  3. Salam.
    Saya sangat tertarik dengan pendidikan orang dewasa, dan sedang merintis kerjasama dengan ormas Kembang Latar, FBR dan Forkabi di Kota Tangerang Selatan. Apa bisa berkenalan lebih lanjut?

    Hormat saya:
    Budi Trikorayanto

    Email kami; pelangi_kartika@yahoo.com

    http://www.facebook.com/profile.php?id=100001538078922&sk=info

    BalasHapus